. . .

Header Ads


Jari Achmad Zaky, Harimau Bagi Bukalapak



SeputarBerita - Cuitan pendiri dan CEO Bukalapak Achmad Zaky soal dana riset Indonesia di era Industri 4.0 berbuntut panjang. Sebagian netizen beranggapan cuitan Zaky sudah memasuki ranah politik.

Pakar media sosial Ismail Fahmi menganggap netizen sensitif ketika Zaky menyertakan kalimat "mudah-mudahan presiden baru bisa naikin" dalam cuitannya soal dana riset. Netizen kemudian menarik kesimpulan jika Zaky merupakan pendukung paslon nomor urut 02.

"Zaky itu sudah dianggap seperti pendukung dari paslon nomor urut 02, ibaratnya gitu. Lalu, pendukung paslon nomor urut 02 lainnya memanfaatkan posisi Zaky yang sedang krusial ini, dengan cara membela Zaky yang dianggap sebagai seorang millenial dan enterpreneur muda," kata Ismail saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Jumat (15/2) malam.

Ismail menilai reaksi yang ditunjukkan netizen lewat lini masa Twitter sudah di luar batas. Menurutnya netizen tak ubahnya seperti sumbu pendek yang mudah tersinggung dengan cuitan Zaky dan mengganggap menyudutkan jagoannya.

"Kondisi seperti ini sudah tidak make sense, menurut saya sudah keterlaluan, sudah bar-bar ini. Seharusnya tidak sampai begitu," ucapnya.


Ia menilai tagar #UninstallBukalapak yang viral pada Kamis (14/2) malam hingga Jumat (15/2) digerakkan oleh sejumlah paslon nomor urut 01. Gerakan tersebut muncul sebagai reaksi lantaran Zaky dianggap tidak tahu cara berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah ikut mempromosikan Bukalapak lewat akun pribadinya ketika perusahaan e-commerce itu berulang tahun pada 11 Januari lalu.

Senada dengan Ismail, direktur eksekutif ICT Insitute Heru Sutadi menilai netizen kian sensitif jelang Pilpres 2019.

Heru menilai akan ada isu lain yang naik sebagai akibat viral cuitan bos Bukalapak. Kendati menurutnya tidak ada dampak panjang setelah permintaan resmi yang sudah dilayangkan Zaky.

"Saat ini masyarakat kita sedang sensitif, jangan kan pengusaha besar, orang biasa saja di media sosial saling serang jika sudah dianggap menyinggung salah satu paslon pilpres," kata Heru melalui pesan teks kepada SeputarBerita.

Menyoal kalimat yang menyinggung presiden baru dalam cuitannya, Heru menilai kritik tersebut merujuk pada kedua paslon dalam kontestasi Pilpres 2019.

"Sebenarnya kalau dari isu R&D, saya sepakat siapapun presidennya anggaran terkait R&D harus ditingkatkan, siapapun yang terpilih jadi capres dan cawapres juga harus tetap disumpah kembali untuk jabatan 2019-2024," imbuhnya.

Alih-alih memberikan reaksi negatif, Ismail mengatakan netizen seharusnya bisa mengambil nilai positif dari kritik Zaky soal anggaran riset Indonesia yang jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga.

"Cuitan Zaky berangkat dari kegelisahannya atas rendahnya dana riset, maka dari itu Bukalapak membuat sebuah divisi khusus terkait Research & Development yang berkantor di kota Bandung," jelasnya.

"Ini merupakan suasana pemikiran dia, saya melihat Zaky berusaha mengajak pemerintah untuk menangani masalah riset dengan serius."

Ismail mengatakan cuitan Zaky seakan mengambarkan sikap geramnya agar pemerintah menaikkan anggaran riset demi mewujudkan industri 4.0. Sebagai upaya menanggulangi kegelisahannya, pada Desember lalu Bukalapak membuka pusat riset pertamanya yang berbasis teknologi kecerdasan bautan (artificial intelligence/ AI) di Bandung.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.