Tarif Taksi Blue Bird Listrik Sama dengan Konvensional
SeputarBerita - PT Blue Bird Tbk menetapkan tarif yang sama untuk taksi berbahan bakar minyak (BBM) dengan yang berbahan bakar listrik. Masalahnya, perusahaan belum mendapatkan harga murah untuk membeli mobil listrik.
Adrianto Djokosoetono, Direktur Blue Bird mengatakan investasi yang digelontorkan perusahaan bukan hanya soal mobil, tapi juga stasiun pengisian listrik (SPL). Maklum, saat ini belum ada SPL umum layaknya stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang tersebar di berbagai wilayah.
"Kami kan investasi juga di stasiun pengisiannya, kalau mobil taksi biasa kan sudah ada SPBU," ujar Andrianto, Senin (22/4).
Jadi, walaupun pemerintah menyebut biaya energi listrik lebih murah ketimbang bahan bakar minyak, tapi tetap saja pihaknya tak bisa menurunkan tarif taksi Blue Bird. Perusahaan perlu memperhitungkan biaya investasi yang sudah dikeluarkan agar modal yang dikeluarkan bisa tetap balik.
"Tarif yang sama untuk Blue Bird, Silver Bird juga ya," jelas dia.
Dengan demikian, tarif awal Blue Bird dipatok Rp6.500. Setelah itu, biaya per kilometer (km) ditetapkan sebesar Rp4.100.
Kemudian, tarif awal Silver Bird saat ini mencapai Rp13.000-Rp17.000. Lalu, penumpang dikenakan biaya Rp7.000-Rp9.000 per km.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan taksi bertenaga listrik bisa lebih hemat dari segi energi sebesar 40 persen dibandingkan dengan taksi berbahan bakar minyak. Penghematan terjadi karena PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memberikan diskon 30 persen untuk penggunaan pukul 22.00-06.00 WIB.
Pada jam normal, tarif listrik berdaya 1.300 VA dikenakan Rp1.467 per kWh. Dengan diskon 30 persen, Jonan menyebut harganya turun menjadi Rp1.000 per kWh.
"Lumayan kan? Mobil mahal, tapi biaya energinya murah," ucap Jonan.
Post a Comment