TKN Sindir Emosi Dari Prabowo di Debat Capres
SeputarBerita -- TKN Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyindir emosi calon presiden 02 Prabowo Subianto dalam debat capres. TKN berpendapat emosi Prabowo menggambarkan ketidakmatangan dan otoriter.
Hal itu menanggapi momen Prabowo menegur penonton yang tertawa saat dirinya menyebut kondisi pertahanan Indonesia lemah.
Juru bicara TKN Irma Suryani Chaniago mengatakan pemimpin harus bijak, sabar, dan memiliki jiwa kepemimpinan.
"Jokowi memiliki jiwa kepemimpinan objektif, Prabowo cenderung menempatkan diri sebagai pimpinan subjektif. Sifat temperamental yang ditunjukkan (Prabowo) memperlihatkan ketidakmatangan dan otoriter," ujar Irma dalam pesan singkat, Senin (1/4).
Irma juga menilai paparan Prabowo mengenai Pancasila dalam debat capres beberapa hari lalu juga kontraproduktif. Sebab, ia menyatakan banyak bendera Hizbut Tahrir Indonesia saat Prabowo kampanye di Jawa Barat.
Padahal, ia menilai HTI merupakan organisasi yang telah dilarang oleh pemerintah karena berniat mengubah ideologi bangsa dari Pancasila menjadi khilafah.
"Pancasila itu perilaku, bukan sekedar ucapan," ujarnya.
"Sementara Jokowi bicara program bagaimana meningkatkan kesejahteraan dan skill TNI di era digital, karena dunia saat ini bukan lagi perang fisik, tetapi perang teknologi dan ekonomi," ujar Irma.
Senada, Juru bicara TKN Ace Hasan Syadzily mengklaim Jokowi mampu menyampaikan program-program konkret dan menguasai tema yang diperdebatkan.
"Sementara Pak Prabowo sebaliknya, tidak dapat mengelaborasi visi dan misinya di bidang tersebut dengan baik. Prabowo lebih banyak mengkritik, tapi tak menawarkan solusi konkret," ujar Ace.
Dalam tema ideologi misalnya, Ace mengatakan Jokowi tampak spesifik dan solutif ketika menyampaikan penanaman ideologi Pancasila kepada generasi muda. Jokowi diklaim memahami perkembangan zaman dan memahami dunia anak muda dengan pendekatan yang mudah dipahami serta bukan indoktrinatif.
"Sebaliknya, Prabowo masih pendekatan yang lama yang justru tanpa dijelaskan metodologinya yang lebih sesuai dengan generasi muda saat ini," ujarnya.
Di bidang Pemerintahan, Ace menuturkan Jokowi menjelaskan dengan baik kinerja pemerintahan yang melayani dan harus dapat memanfaatkan teknologi informasi, terutama digital. Selain itu, kebijakan Dilan (digital melayani) mempertegas fungsi sejati pemerintahan dalam memberikan pelayanan cepat, sedikit birokrasi, dan bebas korupsi.
"Sementara Prabowo kembali mengulang isu lama yang sering dilontarkannya, keboncoran anggaran, tax ratio, korupsi stadium 4, dan soal kekayaan Indonesia di luar negeri. Prabowo tidak menyampaikan secara jelas apa solusi yang ditawarkan," ujar Ace.
Sementara Prabowo yang berlatar belakang militer, justru menunjukkan arogansinya sebagai bekas TNI dengan menunjukkan ketidakpercayaan terhadap kemampuan institusi yang membesarkannya itu," ujar Ace.
Lebih dari itu, Ace mengklaim Jokowi telah menujukan kualitas pemimpin yang matang, teruji, dan lebih solutif. Jokowi, kata dia, sangat tenang dalam menjawab serangan-serangan Prabowo.
"Sementara Prabowo menujukan pemimpin yang emosional dan meledak-ledak. Menyelesaikan persoalan bangsa tak cukup dengan emosional tanpa ketenangan berpikir dalam mencari solusi yang terbaik," ujar Ace.
Post a Comment